Rabu, 09 Mei 2012

Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia


Padepokan berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar pencak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat. Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia, atau disebut juga Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berdiri di atas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar, yang berlokasi di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Padepokan yang luas total bangunannya sekitar 8.700 m2, dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2 ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Gagasan pembangunan padepokan nasional ini awalnya dilontarkan melalui Munas IPSI tahun 1990, melalui beberapa fungsionaris di IPSI. Kemudian gagasan ini  diupayakan agar dapat terwujud, termasuk oleh Bambang Trihatmojo dan Prabowo Subianto beserta rekan-rekan. Agar gagasan ini dapat terwujud, Ibu Tien Soeharto menyumbangkan sebidang tanah yang kemudian menjadi lokasi dimana padepokan ini dibangun. Kemudian untuk melaksanakan pembangunannya, Prabowo Subianto ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan Padepokan. Biaya pembangunannya sekitar Rp 15 miliar. IPSI menerima sumbangan dari donatur dan simpatisan. ”Kalau hanya tenaga dan pikiran IPSI, mewujudkan padepokan seperti mustahil,” kata Eddie Marzuki Nalapraya, Ketua Umum IPSI saat itu.
Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
  1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat;
  2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya;
  3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia;
  4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara;
  5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

Padepokan Pencak Silat Indonesia sebagai suatu kompleks terdiri dari 9 bangunan, yang masing-masing mempunyai nama sendiri, yakni :
  1. Pendopo Agung.
    Ini adalah tempat yang disediakan untuk menerima dan memberi kehormatan kepada tamu-tamu VIP padepokan.
  2. Pondok PERSILAT.
    Gedung bertingkat 2 ini digunakan untuk kantor Pengurus Pusat PERSILAT pada lantai I, dan untuk pengobatan dan pemijatan secara tradisional pada lantai dasarnya
  3. Pondok IPSI.
    Di gedung bertingkat 2 ini, kantor PB IPSI terletak di lantai I dan kantor Pengda IPSI DKI Jakarta terletak di lantai dasar.
  4. Pondok Pustaka.
    Pada bangunan yang berlantai 3 ini, Perpustakaan dan kantor Pondok Pustaka berada di lantai dasar dan Musium berada di lantai 1 dan 2.
  5. Pondok Gedeh.
    Ini adalah stadion untuk menyelenggarakan pertandingan-pertandingan pencak silat dan berbagai kegiatan lainnya. Stadion ini dapat menampung sekitar 3.000 penonton.
  6. Pondok Serbaguna.
    Ini adalah tempat untuk mengadakan pertemuan, seminar, Munas dll., termasuk pesta perkawinan dan ulang tahun. Pondok ini dapat memuat 750 orang dan disediakan sebagai tempat yang disewakan.
  7. Pondok Penginapan.
    Bangunan berlantai empat ini merupakan penginapan yang disewakan yang mempunyai 96 kamar, diantaranya 40 kamar VIP. Kantor pengelola padepokan terletak di lantai dasar.
  8. Pondok Meditasi.
    Pondok ini terdiri dari 7 gua buatan yang terletak di belakang Pondok Penginapan dan disediakan bagi mereka yang ingin mendapat kekhusyukan dalam bermeditasi untuk memperoleh kesehatan, kebugaran, daya tahan mental dan fisik serta apa yang disebut keperkasaan.
  9. Mushola.
    Ini merupakan tempat bukan saja untuk melakukan sholat tetapi juga untuk ceramah-ceramah Islam. Mushola ini dapat menampung sekitar 100 orang.
Unit-unit kerja yang mengelola Padepokan Pencak Silat Indonesia, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala, terdiri dari : unit pengelola Urusan Rumah Tangga, unit pengelola Pondok Penginapan dan Pondok Serba Guna, unit pengelola Perpustakaan dan Musium (Pondok Pustaka), unit pengelola Pondok Gedeh, unit pengelola Urusan Personalia, unit pengelola Urusan Keuangan, dan Sekretariat. Seluruh unit kerja tersebut dibawahi oleh seorang Kepala Padepokan Pencak Silat Indonesia. Alamat Padepokan Pencak Silat Indonesia adalah : Jl. Taman Mini I Jakarta 13560, telepon / fax : 021-846666 / 021-8416011.


Gerbang Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) - Gambar dari  Wikipedia

Selengkapnya...

Selasa, 08 Mei 2012

Tapak Suci Siap Lahirkan Atlet-Atlet Berprestasi

Berdiri sejak tahun 1912 dan telah menelurkan puluhan atlet silat berprestasi tingkat nasional maupun internasional, Perguruan Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah se-Jawa Tengah kini berada di bawah kepemimpinan Wiwoho Aji Santosa, S.Pd, P.Ma dari Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sukoharjo.
Dengan kepengurusan yang baru ini, diharapkan perguruan Tapak Suci akan melahirkan atlet-atlet berprestasi. Beberapa atlet Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang telah menjadi atlet nasional dan telah berulangkali mewakili Indonesia dalam SEA Games di antaranya adalah Indro Catur, Luthfan Budi Santosa, Alif Al Munanti, Anisa Pangestina dan Roni Syaefullah yang telah enam kali mengikuti SEA Games.
Pada kepemimpinan yang dipilih berdasarkan keputusan tujuh peserta formatur atau anggota kongres pencak silat ini, Wiwoho Aji Santosa, S.Pd, P.Ma mendapat dukungan penuh dari seluruh anggota konggres. “Kita merasa kalau Wiwoho Aji Santosa, S.Pd, P.Ma adalah orang yang paling tepat untuk mengisi posisi kepemimpinan tersebut,” tutur RoniSyaefullah, mantan atlet nasional anggota Tapak Suci Putera Muhammadiyah sekaligus satu dari tujuh anggota konggres atau formatur kepada Joglosemar, Minggu (27/12).
Dalam kepemimpinan periode 2009-2014 kali ini, para formatur yang diwakili oleh Roni berharap agar pemimpin yang baru bisa menjaga sekaligus meningkatkan prestasi Tapak Suci Putera Muhammadiyah.“Perguruan kita adalah penghasil atlet-atlet berprestasi tingkat nasional, dan kita berharap ke depan atau di kepemimpinan ini bisa lebih ditingkatkan lagi,” tutur Roni.
Beberapa program yang diharapkan bisa dijalankan pada kepemimpinan tahun ini diantaranya adalah peningkatan intensifitas program latihan, serta peningkatan kualitas para pelatih silat di perguruan tinggi yang telah berusia sembilan dasa warsa lebih ini. Selengkapnya...

SEJARAH BERDIRINYA TSPM PIMDA 017 SUKOHARJO

Diawali dalam mensikapi situasi pra gestapu oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia ) pada tahun 1965,waktu itu Pemuda Muhammadiyah atau Komando Keamanan Angkatan Muda Muhammadiyah ( KOKAM ) membekali diri dengan beladiri ilmu daerah yang dibina oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah yaitu , Bapak Suyadi Siswo Sudarso ( Purnawirawan Sersan Mayor ) untuk kota Sukoharjo dan juga terjadi di sejumlah kecamatan yang ada di Sukoharjo.
Ketika Pimpinan Pusat Muhammadiyah melahirkan Seni Beladiri Khusus atau ciri khusus yang dinamakan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah di Jogjakarta, maka Daerah Kota Sukoharjo segera menyambut berdirinya Tapak Suci Putera Muhammadiyah tersebut. Yang bermula di awali dari Kecamatan Kartasura yang pada waktu itu secara jarak yang ditempuh dengan transportasi ( Kendaraan ) adalah jarak yang paling dekat dengan jogjakarta.
Berdirinya Tapak Suci di Kecamatan Kartasura diawali dengan sebagai unit pelaksana latihan pada tahun 1966 setelah penumpasan G 30 SPKI di seluruh Indonesia , dan selanjutnya berkembang yang secara administratif disebut dengan Cabang Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo,yang berpusat di Kecamatan Kartasura. Kemudian , yang selanjutnya diikuti oleh Kecamatan - kecamatan yang lain,seperti : Kecamatan Kota Sukoharjo,Kecamatan Weru , Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Bekonang, Kecamatan Polokarto , Kecamatan Baki dan Kecamatan Nguter.
Untuk di Kecamatan Sukoharjo, Pusat pelaksanaannya atau pusat kegiatannya ( latihan ) adalah di Kompleks Masjid Besar Baiturrahman Sukoharjo pada tahun 1967 setelah unit latihan di Kecamatan Kartasura berdiri.
Pada waktu kegiatan tersebut berjalan , bentuk kegiatan diberbagai Kecamatan masih banyak yang bergabung ke Kota Sukoharjo dikarenakan masih kurangnya tenaga pelatih yang mengampu kegiatan tersebut.Dalam kegiatan pendidikan dan latihan tersebut secara langsung mendatangkan pelatih dari Pimpinan Pusat Tapak Suci , yaitu : Bapak Suharto , Bapak Rustam Jundab , dan kawan - kawan yang dibantu oleh rekan-rekan pelatih dari unit latihan Kecamatan Kartasura yang dipandang telah dewasa , karena telah berlatih dan berdiri lebih dahulu.Sedang yang diangkat sebagai ketua adalah Saudara Yusuf Sunarto.
Pada tahun 1970 ,status cabang Tapak Suci Kota Sukoharjo yang berpusat di Kecamatan Kartasura secara administratif berubah menjadi Komisaris Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah ( KOMDA XVII TSPM ) Sukoharjo , dan yang diangkat sebagai ketua adalah Saudara Yusuf Sunarto.
Secara administrasi , perkembangan Tapak Suci yang diikuti oleh unit - unit pendidikan dan latihan di tingkat kecamatan ,selanjutnya menjadi cabang pendidikan dan latihan Tapak Suci dan masing - masing di tingkat cabang terus berkembang dan mengalami peningkatan.Sedangkan khusus untuk Kecamatan Polokarto atau Cabang Blimbing dibina langsung dari Pimpinan Pusat Tapak Suci , yaitu oleh Bapak Sujono.
Komisaris Daerah XVII ( KOMDA XVII ) untuk kota Sukoharjo yang berpusat di Kecamatan Kartasura , yang menjabat sebagai ketua adalah Saudara Yusuf Sunarto,hanya sampai dengan tahun 1978 , yang pada waktu itu perkembangan Tapak Suci sudah sangat pesatdan maju.
Pada awal tahun 1979 , Saudara Yusuf Sunarto menyerah terimakan Komisaris Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sukoharjo kepada Saudara Suradi Mardi Sudarso,yang semula Komisaris Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sukoharjo berpusat di Kecamatan Kartasura , berpindah ke Cabang Kota Sukoharjo karena yang diangkat sebagai ketua adalah Saudara Suradi Mardi Sudarso ,sampai akhir tahun 1985.
Secara administrasi , pada akhir tahun 1985 masih berbentuk Komisaris Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah ( KOMDA XVII TSPM ) Sukoharjo,akhirnya pada awal tahun 1986 berubah bentuk menjadi Pimpinan Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sukoharjo.Sedangkan yang diangkat sebagai ketua adalah Saudara Wiwaha Aji Santosa.
Saudara Wiwaha Aji Santosa , menjabat sebagai ketua Pimpinan Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah sampai tahun 2009 , karena Saudara Wiwaha Aji Santosa telah terpilih menjadi ketua Pimpinan Wilayah 06 Tapak Suci Putera Muhammadiyah Jawa Tengah ,maka sebagai pengganti di pimpinan Daerah XVII Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah Saudara Wakhid Umar Santosa.

( redaksi dari Bp.Suradi MS , dan jika ada kekeliruan mohon dengan sangat untuk dibenahi.terima kasih )
Selengkapnya...